·
Apresiasi adalah:
- Pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan batin.
-Pemahaman dan pengakuan terhadap
nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
·
Tokoh adalah orang-orang ditampilkan dalam suatu
karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan
kecenderungan tertentu sepeti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
·
Penokohan adalah pelukisan mengenai
tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah,
pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Penokohan
dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan berhubungan dengan cara
pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama tokoh
tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh
tersebut.
·
Watak adalah kualitas nalar dan jiwa
tokoh yang membedakannya dengan tokoh lain
·
Unsur Intrinsik adalah unsus-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri.
·
Unsur ekstrinsik adalah unsure-unsur yang berada
diluar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau system organisasi karya sastra.
·
Alur adalah
rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita
untuk mencapai efek tertentu
. Banyak
anggapan keliru mengenai plot. Sementara orang menganggap plot adalah jalan
cerita. Dalam pengertian umum, plot adalah suatu permufakatan atau rancangan
rahasia guna mencapai tujuan tertentu. Rancangan tentang tujuan itu
bukanlah plot, akan tetapi semua aktivitas untuk mencapai yang diinginkan
itulah plot.
·
Teknik-teknik cara menentukan watak tokoh:
a. Teknik
perbuatan tokoh.
Perbuatan
seseorang sesungguhnya merupakan perwujudan dari sikap hidup dan watak orang
tersebut. Dalam sebuah cerita biasanya pengarang sering kali memakai tekhnik
ini untuk melukiskan keadaan tokoh-tokoh ceritanya.
b.
Teknik tingkah laku.
Teknik
tingkah laku menyaran pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik. Apa yang
dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dalam banyak dapat
dipandangsebagai menunjuk pada reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap yang
mencerminkan sifat-sifat kediriannya.
c.
Teknik reaksi tokoh lain terhadap
tokoh utama (tokoh lainnya).
Sebagai makhluk
sosial, seseorang tidak mungkin terlepas dari perbincangan orang lain. Dari
perbincangan itu sering dibicarakan watak, tingkah laku, perbuatan dan sikap
tentang diri seeorang. Dalam sebuah cerita pengarang pun kadangkala memkai
reaksi tokoh lain ini untuk melukiskan keadaan tokoh ceritanya.
d.
Teknik keadaan sekitar tokoh.
Lingkungan sekitar
tokoh berpengaruh terhadap diri seseorang atau sebaliknya, lingkungan seseorang
tunggal itu sebenarnya manivestasi dari watak orang tersebut. Seorang
pengarang sering juga melukiskan watak tokoh dengan menguraikan keadaan sekitar
tokoh.
e.
Teknik pikiran dan perasaan tokoh.
Melalui
jalan pikiran dan perasaan seseorang kita akan dapat mengetahui watak tokoh
orang tersebut. Dalam cerita pengarang dapat juga melukiskan watak tokoh cerita dengan
jalan menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh.
f.
Teknik arus kesadaran.
Teknik
arus kesadaran (stream of consciousness)
berkaitan erat dengan teknik pikiran dan perasaan. Keduanya tak dapat dibedakan
secara pilah, bahkan mungkin dianggap sama karena memang sama-sama tingkah laku
dan batin tokoh. Dawasa ini dalam fiksi modern teknik arus kesadaran dapat
dipergunakan untuk melukiskan sifat-sifat kedirian tokoh. Arus kesadaran
merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha menangkap pandangan dan aliran
proses mental tokoh, dimana tanggapan indera bercampur dengan kesadaran
pikiran, perasan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, 1981:
187).
g.
Teknik pelukisan fisik.
Keadaan fisik seseorang sering berkaitan
dengan keadaan jiwanya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan
menghubungkan adanya pertentangan itu. Misalnya, bibir tipis menyaran pada sifat
ceriwis dan bawel, rambut lurus menyaran pada sifat tak mau mengalah, pandangan
mata tajam, hidung agak mendongak, bibir yang bagaimana dan lain-lain yang
dapat menyaran pada sifat-sifat tertentu. Dan tentu saja hal tersebut
berkaitan dengan pandangan (budaya)
masyarakat yang bersangkutan.
·
Setting/ latar adalah background sebuah
cerita, tempat kejadian, daerah penuturan atau wilayah yang melingkupi sebuah
cerita.
Sebuah cerita pada hakLikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa
atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu
dan pada tempat tertentu.
·
Setting Fisikal adalah membuat suatu cerita
menjadi logis.
·
Setting Psikologis adalah mampu menuansakan
makna tertentu yang menggerakkan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya.
·
Tema adalah gagasan dasar
umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai
stuktur semantis dan menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto, 1986;142).
·
Sudut
Pandang adalah posisi penulis
dalam cerita.
·
Gaya Bahasa/Style adalah cara seseorang
pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah
dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh
daya intelektual dan emosi pembaca.
·
Perbedaan alur dengan jalan cerita adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk
mencapai efek tertentu.
. Banyak anggapan keliru mengenai plot.
Sementara orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalam pengertian umum,
plot adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan
tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua
aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot.
·
Perbedaan Tema, Pesan dan Amanat adalah:
-Tema
adalah sebuah cerita yang secara khusus
menerangkan sebagaian besar unsurnya dengan cara yang sederhana.Tema menurutnya
kurang lebih dapat bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central
purpose).(Stanton, 1965;21).
-Pesan
adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengarang dalam sebuah cerita.
-Amanat adalah umumnya, amanat cerita berisi
ajaran-ajaran moral, yaitu ajakan, saran, atau anjuran kepada pembaca untuk
meningkatkan kesadaran kemanusiaannya (Najid, 2003: 28).
·
Teknik
menentukan setting adalah:
- Biografi Karakter
Menjelaskan
secara singkat latar belakang, kepribadian, hubungan si tokoh dengan beberapa
tokoh/karakter kunci lain yang berperan didalamnya. Menuliskan ini akan
membantu menemukan apa yang dimiliki oleh tiap-tiap karakter dalam satu tempat.
- Atribut Karakter
Atribut atau
pelengkap disini bisa jadi adalah secara fisik, emosi, intelektual, dan sosial.
Atribut secara
psikologis tidak dituliskan karena hal tersebut akan ditemukan dibagian emosi.
- Deskripsi Tempat
Dalam sebuah
cerita, kita dapat memberikan deskripsi/gambaran suatu tempat yang berbeda-beda
pada banyak adegan yang mempunyai hubungan tempat dan karakter.
·
Macam-macam
sudut pandang yaitu:
1. Sudut pandang persona orang tokoh cerita”dia”
Dalam sudut pandang ini narator
adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita
dengan menyebutkan nama atau kata gantinya ; ia, dia, mereka.
2. Sudut pandang persona pertama ”Aku”
Dalam sudut pandang ini narator
adalah seorang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”Aku” tokoh yang
berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya. Si ”Aku” tentu saja mempunyai nama,
namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, nama itu jarang tersebut.
Penyebutan nama si ”Aku” mungkin justru berasal ari ucapan tokoh lain yang bagi
si ”aku” merupakan tokoh ”dia”.
3. Sudut pandang campuran
Pengarang sudut pandang yang
bersifat campuran itu di dalam sebuah cerita rekaan, mungkin berupa penggunaan
sudut pandang persona ketiga dengan teknik ”dia” mahatahu dan ”dia” sebagai
pengamat, persona pertama dengan teknik ”aku” sebagai tokoh utama dan ”aku”
tambahan, bahkan dapat berupa campuran antara persona pertama dan ketiga,
antara ”aku” dan ”dia” sekaligus (Nurgiyantoro, 2005;2006).
4. Sudut pandangan yang berkuasa.
Merupakan teknik yang menggunakan
kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut
pandangan yang berkuasa ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga
ini lebih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka
banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut
pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui.
·
Struktur
perkembangan alur:
1. Tahapan awal.
Tahapan awal
adalah tahap permulaan dari sebuah cerita biasanya disebut tahap perkenalan
yang berisi sejumlah informsi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang
akan dikisahkan pada tahap berikutnya. Misalnya berupa pengenalan latar,
pengenalan tokoh. Fungsi pokok tahap awal adalah untuk memberikan informasi dan
penjelasan seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.
2. Tahap tengah.
Tahap tengah
menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah mulai pada tahap sebelumnya,
menjadi semakin meningkat, dan semakin menegangkan.
3. Tahap akhir.
Tahap akhir
adalah tahap akhir sebuah cerita, atau dapt juga disebut sebagai tahap
pelarian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Bagian ini berisi
bagaimana kesudahan cerita, atau menyaran pada hal bagaimanakah akhir sebuah
cerita.
·
Pengembangan
Alur:
1. Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap
permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum
ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik,
penggambaran tempat)
2. Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana
mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju
pertentangan selanjutnya)
Konflik ada dua ;
1. konflik internal adalah konflik yang terjadi
dalam
diri tokoh.
2. konflik eksternal adalah konflik yang terjadi
di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan
lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah
tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit
(nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)
4. Tahap klimaks adalah tahap dimana
ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip
pelaku sudah mulai dapat
diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
5. Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita,
pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya
setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya
diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada
penyelesaian.
·
Berbagai macam teknik penokohan:
1. Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh. Contoh Siapa yang tidak
kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek
justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan
penyanyang.
2. Dramatik adalah pengarang
melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat
tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah
laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh. Contoh
begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar
tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu
terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)
3. Campuran adalah gabungan
analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia, binatang, atau
benda-benda mati yang diinsankan.
·
Saran Cerita adalah pendapat atau usulan yang
dimaksudkan untuk dipertimbangkan dalam cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar