TUGAS KRITIK SASTRA
Dosen
pengampu:Prof.,Dr.Soedjijono,M.Hum
Oleh:
Maria Viani Suriyati(130401080015)
Ernasiana Lensi(130401080033)
Vinsensiana Sera Ahut(130401080028)
Florentina Sartini(130401080009)
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULATAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGARAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014
A.
Pengertian ontologi
Ontologi menurut bahasa Ontologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu On/Ontosada, dan Logosilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang
yang ada.Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate realiti baik yang berbentuk
jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat
yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan
dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.
Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan
berjalannya waktu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit
dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base.
Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk
menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah
knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna
dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang
mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan
filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua
macam sudut pandang:
1. kuantitatif, yaitu dengan
mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
2. Kualitatif, yaitu dengan
mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu,
seperti misalnya daun yang me Pengkajian sastra
miliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari
realitas atau kenyataan konkret secara kritis.
A. PENGERTIAN KRITIK
SASTRA
Istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani
yaitu krites yang berarti ”hakim”.Krites sendiri
berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang
berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos berarti
”hakim kasustraan”. Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek
studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan
penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni.
Menurut Graham Hough (1966: 3) bahwa kritik sastra itu bukan hanya terbatas
pada penyuntingan dan penetapan teks, interpretasi , dan pertimbangan nilai,
melainkan kritik sastra meliputi masalah yang lebih luas tentang apakah
kesusastraan itu, untuk apa, dan bagaimana hubungannya dengan masalah-masalah
kemanusiaan yang lain.
Abrams dalam (2005: 57) mendeskripsikan
bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan,
klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra.
Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Studi sastra (ilmu
sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, dan sejarah
sastra. Ketiganya memiliki hubungan yang erat dan saling mengait. Kritik sastra
dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang
melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra.
B. FUNGSI KRITIK SASTRA
Menurut Pradopo fungsi utama kritik sastra dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu:
1. Untuk perkembangan ilmu sastra
sendiri. Kritik sastra dapat membantu penyusunan teori sastra dan sejarah
sastra. Hal ini tersirat dalam ungkapan Rene wellek “karya sastra itu tidak
dapat dianalisis, digolong-golongkan, dan dinilai tanpa dukungan prinsip-prinsip
kritik sastra.”.
2. Untuk perkembangan kesusastraan,
maksudnya adalah kritik sastra membantu perkembangan kesusastraan suatu bangsa
dengan menjelaskan karya sastra mengenai baik buruknya karya sastra dan
menunjukkan daerah-daerah jangkauan persoalan karya sastra.
3. Sebagai penerangan masyarakat pada
umumnya yang menginginkan penjelasan tentang karya sastra, kritik sastra
menguraikan (mengsnalisis, menginterpretasi, dan menilai) karya sastra agar
masyarakat umum dapat mengambil manfaat kritik sastra ini bagi pemahaman dan
apresiasinya terhadap karya sastra (Pradopo, 2009: 93).
Berdasarkan uraian di atas dapat digolongkan kembali fungsi kritik satra
menjadi dua:
1. Fungsi kritik sastra untuk pembaca:
a. Membantu memahami karya sastra
b. Menunjukkan keindahan yang terdapat
dalam karya sastra,
c. Menunjukkan parameter atau
ukuran dalam menilai suatu karya sastra,
d. Menunjukkan nilai-nilai yang dapat
dipetik dari sebuah karya sastra.
2.
Fungsi kritik sastra
untuk pengarang:
a. Mengetahui kekurangan atau
kelemahan karyanya,
b. Mengetahui kelebihan karyanya,
c. Mengetahui masalah-msalah yang
mungkin dijadikan tema karangannya.
CJENIS-JENIS
KRITIK SASTRA
Jenis – jenis
kritik sastra antara lain :
1) Kritik Judisial
1) Kritik Judisial
Kritik judisial
adalah suatu kritik yang mengemukakan
suatu penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra, lalu
menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan
penulisan karya tersebut
Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya.
Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya.
2) Kritik
Induktif
Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.
3) Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra.
Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.
3) Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra.
4) Kritik
Historis
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis.
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis.
5) Kritik
Filosofis
Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar pedoman yang digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas.
Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar pedoman yang digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas.
6) Kritik
Formalis
Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan efek moral/sosial.
Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia merupakan suatu kritik yang masih berusia muda., lebih – lebih kalau dibandingkan dengan kritik –kritik yang lainnya.
Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan efek moral/sosial.
Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia merupakan suatu kritik yang masih berusia muda., lebih – lebih kalau dibandingkan dengan kritik –kritik yang lainnya.
7) Kritik
Relativistik
Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal ini terjadi karena selera individu berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang lebih mendominasi akan muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari.
Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal ini terjadi karena selera individu berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang lebih mendominasi akan muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari.
8) Kritik
Absolutistik
Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternative bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus memberikan penilaian terhadap suatu karya yang hadir selanjutnya adalah sebuah kebingungan. Ini dapat disiasati dengan tetap menggunakan pendapat masyarakat agar tetap bisa terwujud komunikasi yang baik.
Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternative bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus memberikan penilaian terhadap suatu karya yang hadir selanjutnya adalah sebuah kebingungan. Ini dapat disiasati dengan tetap menggunakan pendapat masyarakat agar tetap bisa terwujud komunikasi yang baik.
9) Kritik
Interpretatif
Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan sebagai jenis kritik ini karena hakekat kritik sastra sendiri adalah memberikan interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar yang secara relative tidak ada hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan terlihat keterkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang dapat berdiri sendiri seratus persen tanpa bantuan orang lain.
Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan sebagai jenis kritik ini karena hakekat kritik sastra sendiri adalah memberikan interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar yang secara relative tidak ada hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan terlihat keterkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang dapat berdiri sendiri seratus persen tanpa bantuan orang lain.
10) Kritik
Tekstual
merupakan jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah suatu karya sastra, agar pembaca lebih dekat dengan apa yang ditulis. Dengan berkembangnya masa, kritik ini ingin menunjukkan manakah karya yang benar-benar asli dari beberapa versi karya sastra yang mungkin muncul.
merupakan jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah suatu karya sastra, agar pembaca lebih dekat dengan apa yang ditulis. Dengan berkembangnya masa, kritik ini ingin menunjukkan manakah karya yang benar-benar asli dari beberapa versi karya sastra yang mungkin muncul.
11) Kritik
Linguistik
Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut agar terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik. Ini perlu dilakukan karena setiap bahasa mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang berlainan.
Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut agar terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik. Ini perlu dilakukan karena setiap bahasa mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang berlainan.
12) Kritik
Biografis
Kritik ini sebenarnya adalah kritik histories yang wilayahnya dipersempit yaitu khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya. Tugasnya adalah menentukan hubungan yang signifikan antara pengarang dan karyanya, asal-usul. Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit karya tersebut.
Kritik ini sebenarnya adalah kritik histories yang wilayahnya dipersempit yaitu khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya. Tugasnya adalah menentukan hubungan yang signifikan antara pengarang dan karyanya, asal-usul. Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit karya tersebut.
13) Kritik
Komparatif
Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi harapan, kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – kejadian yang berhubungan dengan waktu, tetapi justru dari pengelompokan jenis yang berguna serta gagasan atau ide yang berpengaruh.
Hal – hal yang dapat diperbandingkan saja yang akan digarap Dalam kritik ini yang diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal tersebut lebih daripada terhadap pokok masalahnya sendiri.
Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi harapan, kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – kejadian yang berhubungan dengan waktu, tetapi justru dari pengelompokan jenis yang berguna serta gagasan atau ide yang berpengaruh.
Hal – hal yang dapat diperbandingkan saja yang akan digarap Dalam kritik ini yang diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal tersebut lebih daripada terhadap pokok masalahnya sendiri.
14) Kritik Etis
Kritik etis sangat erat hubungannya dengan falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang ketiga hal tersebut akan membuat penilaian kritik sastra kurang memadai. Pola pikir seorang kritikus dalam hal-hal tersebut sangat mempengaruhi bagaimana ia akan menilai suatu karya.
Kritik etis sangat erat hubungannya dengan falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang ketiga hal tersebut akan membuat penilaian kritik sastra kurang memadai. Pola pikir seorang kritikus dalam hal-hal tersebut sangat mempengaruhi bagaimana ia akan menilai suatu karya.
15) Kritik
Perspektif
Kritik ini adalah studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan melekat pada hati pembacanya. Kritik ini berusaha untuk menyelidiki seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah patut menerima penghargaan atau patut diabadikan.
Kritik ini adalah studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan melekat pada hati pembacanya. Kritik ini berusaha untuk menyelidiki seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah patut menerima penghargaan atau patut diabadikan.
16) Kritik Pragmatik
Adalah jenis kritik yang mengarahkan perhatiannya pada kebergunaan ide, ucapan, dalili teori yang terdapat dalam suatu karya sastra bagi masyarakat. Reputasi pengarang ditentukan oleh bagaimana karyanya bisa berguna bagi masyarakat.
17) Kritik
Elusidatori (Penjelasan)
Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan penjelasan. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya sastra.
Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan penjelasan. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya sastra.
18) Kritik
Praktis
Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra bernilai praktis bagi masyarakat atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik pragmatis meskipun dengan nama yang berbeda.
Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra bernilai praktis bagi masyarakat atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik pragmatis meskipun dengan nama yang berbeda.
19) Kritik Baru
Bagi para kritikus aliran kritik baru, tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis sang kritikus mengenai seni itu sendiri. Fungsi kritik adalah melatih kritikus lainnya untuk melatih kritikus yang lain dalam suatu urutan akademik bagi para cendekiawan. Kecenderungan yang dilakukan para kritikus jenis ini adalah pemanfaatan sarana-sarana ilmiah, epigraf dan statistik yang tidak begitu diperhatikan orang saat memberikan kritik sastra.
Bagi para kritikus aliran kritik baru, tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis sang kritikus mengenai seni itu sendiri. Fungsi kritik adalah melatih kritikus lainnya untuk melatih kritikus yang lain dalam suatu urutan akademik bagi para cendekiawan. Kecenderungan yang dilakukan para kritikus jenis ini adalah pemanfaatan sarana-sarana ilmiah, epigraf dan statistik yang tidak begitu diperhatikan orang saat memberikan kritik sastra.
20) Kritik
Psikologis
Kritik psikologis adalah salah satu jenis kritik sastra yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca. Kita tahu bahwa hubungan antara psikologi dan kritik sastra adalah sama tuanya dendan usia kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling berpengaruh terhada kritik sastra adalah Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya.
Kritik psikologis adalah salah satu jenis kritik sastra yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca. Kita tahu bahwa hubungan antara psikologi dan kritik sastra adalah sama tuanya dendan usia kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling berpengaruh terhada kritik sastra adalah Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya.
21) Kritik
Mitopoeik
Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.kritik Mitopoeik ini adalah kritik yang paling baru dan yang paling ambisius diantara pendekatan-pendekatan kritik kontemporer dan barang kali juga yang paling provokatif dalam tindakan-tindakan dan kemungkinannya.
Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.kritik Mitopoeik ini adalah kritik yang paling baru dan yang paling ambisius diantara pendekatan-pendekatan kritik kontemporer dan barang kali juga yang paling provokatif dalam tindakan-tindakan dan kemungkinannya.
22) Kritik
Sosiokultural
Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social ekonomi dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini adalah interaksi karya sastra dengan kehidupan dan interaksi ini tidak hanya mencakup implikasi-implikasi sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga dalam pengertian yang amat luas, mencakup implikasi-implikasi moral dan kulturalnya.
Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social ekonomi dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini adalah interaksi karya sastra dengan kehidupan dan interaksi ini tidak hanya mencakup implikasi-implikasi sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga dalam pengertian yang amat luas, mencakup implikasi-implikasi moral dan kulturalnya.
D.PENILAIAN
KRITIK SASTRA
Ø Relativisme
Relativisme merupakan
suatu pemahaman tentang penilaian yang di dasarkan pada tempat
Dan waktu terbitnya
karya sastra.Paham ini menilai bahwa nilai suatu karya ada pada karya itu
sendiri.Bila ada karya sastra yang dianggap bernilai oleh masyrakat di suatu tempat dan periode tertentu.Karya
sastra tersebut akan terus dianggap bernilai di zaman dan tempat yang lain.
Kaum relativis
berkeyakinan bahwa ,karya sastra yang dianggap bernilai oleh suatu masyrakat
pada konteks tempat dan zaman tertentu tidak akan memerlukan penilaian lagi
Contoh:penilaian
relativisme dalam sastra Melayu adalah ‘’Hikayat Si Miskin’’,yang dipandang
memiliki nilai literer tinggi.ketinggian hikayat tersebut tentu saja untuk konteks masyarakat Melayu dan pada saat
hikayat tersebut di ciptakan
Berdasarkan penilaian
zaman sekarang dapat dikatakan ‘’Hikayat Si Miskin’’tidak bernilai literer
tinggi.Bahkan munkin menurut pandangan masyarakat melayu sekarang atau
masyarakat eropa saat ini ,”Hikayat Si Miskin”dianggap tidak dapat bernilai
literer sama sekali.Meskipun demikian ,kaum relativis tetap berkeyakinan bahwa
“Hikayat Si Miskin’’haruslah di trima sbagai
karya sastra yang bernilai dan akan tetap bernilai sampai kapan
(waktu/zaman) dan di mana pun(tempat/lokasi)
Jadi ,penilaian
relativisme yang di berlakukan pada suatu tempat dan zaman tertentu di anggap
berlaku pula secara umum di segala tempat dan zaman lain yang berbeda.
Ø Absolutisme
Penilaian absolut yaitu
menilai karya sastra berdasarkan paham-paham atau aliran-aliran
nonliterer,seperti:politik ,moral,filosofil,padagogis atau berdasarkan
ukuran-ukuran sifatnya dogmatis .Rene Wellek menunjukkan contoh golongan humanis baru.Marxis dan Neo thomis yang memberikan penilaian terhadap
karya sastra dengan menggunakan ukuran-ukuran di luar sastra.juga kaum kritikus
judisal yang mengakui adanya hukum-hukum tertentu,stadar-standar (ukuran baku)
tertentu untuk memberikan penilaian terhadap karya sastra tertentu
Sebagai contoh .pada
zaman renaissance ,para kritikus judisal menggunakan standar penilaian
karya-karya Yunani klasik serta latin terhadap kajian karya sastra
tertentu.sehingga sifatnya mutlak atau
absolute.
Di Indonesia,kritik
model ini berkembang pada tahun 60-an ,seperti penganut paham bahwa sastra
adalah seni untuk seni
Ø Perspektivisme
Penilaian perspektif adalah paham penilaian karya sastra dari berbagai sudut pandang yaitu dengan menunjukkan nilai-nilai karya sastra pada masa-masa setiap karya sastra mengandung nilai keabadian dan kehistorian
.nilai keabadian terletak pada pemeliharaan ciri-ciri yabg dimliliki pada
zamannya.
Nilai historis merupakan proses
perjalanan karya sastra yang telah melewati atau melampaui zaman tertentu yang
dapat di runut jejeknya.misalnya masa kesusastraan
romantik ,realisme dan postmodernisme .Jadi penilaian perspektif mengakui
adanya suatu karya sastra yang dapat di
bandingkan sepanjang masa ,berkembang
,berubah dan penuh dengan berbagai kemunkinan yang lain .paham ini akhirnya
berkembang menjadi pendekatan resepsi sastra atau dengan kata lain dapat
menilai melalui tanggapan pembaca.
E.Menurut objek
kritik
Karya sastra terdiri atas beragam jenis, yaitu puisi, prosa dan drama. Artinya, kritik sastra dapat menjadikan puisi, puisi, prosa atau drama sebagai objeknya. Dengan demikain, jenis kritik ini dapat dibagi lagi menjadi berdasarkan objeknya, yakni kritik puisi, kritik prosa, kritik drama. Selain itu, kritik satra itu sendiri dapat dijadikan kritik sehingga dinamakan kritik atas kritik.
Karya sastra terdiri atas beragam jenis, yaitu puisi, prosa dan drama. Artinya, kritik sastra dapat menjadikan puisi, puisi, prosa atau drama sebagai objeknya. Dengan demikain, jenis kritik ini dapat dibagi lagi menjadi berdasarkan objeknya, yakni kritik puisi, kritik prosa, kritik drama. Selain itu, kritik satra itu sendiri dapat dijadikan kritik sehingga dinamakan kritik atas kritik.
Karya sastra
merupakan sebuah keseluruhan yang mencakupi dirinya, tersusun dari
bagian-bagian yang saling berjalinan erat secara batiniah dan mengehendaki
pertimbangan dan analitis dengan kriteria-kriteria intrinsik berdasarkan
keberadaan (kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling
berhubungan antarunsur-unsur pembentuknya. Jadi, unsur intrinsik (objektif))
tidak hanya terbatas pada alur, tema, tokoh, dsb; tetapi juga mencakup
kompleksitas, koherensi, kesinambungan, integritas, dsb. Pendekatan kritik
sastra jenis ini menitikberatkan pada karya-karya itu sendiri.
Kritik jenis ini
mulai berkembang sejak tahun 20-an dan melahirkan teori-teori:
New Critics
(Kritikus Baru di AS)
Kritikus formalis di Eropa
Para strukturalis Perancis
Kritikus formalis di Eropa
Para strukturalis Perancis
Menurut sifatnya
Dalam dunia kritik sastra sering terjadi pertentang antara kritik sastra yang ditulis kalangan akademik dan nonakademik. Hal ini misalnya terlihat pada polemik antara kritikus sastra yang mengusung apa yang dinamakan metode Ganzheit dengan tokoh antara lain Goenawan Mohamad dan Arif Budiman versus kritikus sastra yang kemudian diistilahkan dengan aliran Rawamangun dengan tokoh-tokohnya antaralain M.S Hutagalung. Dapat dikatakan kritik aliran Rawamangun mewakili jenis kritik sasta kalangan akademik. Sedangkan kritik sasta aliran Ganzheti mewakili kalangan nonakdemik.
Dalam dunia kritik sastra sering terjadi pertentang antara kritik sastra yang ditulis kalangan akademik dan nonakademik. Hal ini misalnya terlihat pada polemik antara kritikus sastra yang mengusung apa yang dinamakan metode Ganzheit dengan tokoh antara lain Goenawan Mohamad dan Arif Budiman versus kritikus sastra yang kemudian diistilahkan dengan aliran Rawamangun dengan tokoh-tokohnya antaralain M.S Hutagalung. Dapat dikatakan kritik aliran Rawamangun mewakili jenis kritik sasta kalangan akademik. Sedangkan kritik sasta aliran Ganzheti mewakili kalangan nonakdemik.
Ada perbedaan
antara dua kritik sastra dua liran tersebut. Kritik sastra nonakemik tidak
terpaku pada format seperti yang terdapat pada petunjuk Tekhnik Penulisan
Ilmiah; teori dan metode sastra meskipun digunakan ─ tidak diekspilitkan, dan
menggunakan bahasa ilmiah populer. Jenis-jenis tulisannya berupa esai dan
artikel yang dipublikasikan lewat koran, majalah, atau buku-buku yang merupakan
kumpulan kritik sastra. Para penulisnya umumnya sastrawan, wartawan atau
kalangan umum yang tertarik mendalam dunia sastra.
Best Online Casinos USA | Online Casino USA List 2021
BalasHapusA detailed guide to the best real money casinos in the US. Casinos with the best 플래티넘 카지노 slots and games for 2021! Play at the best legal and trusted online casinos.